Kali ini ditemukan basis data milik Polri dibobol dan akses ke basis data dijual secara online dalam forum underground. Hal ini diungkap oleh Teguh Aprianto, seorang peneliti keamanan yang juga pendiri Ethical Hacker Indonesia, dalam akun Twitter-nya.
UPDATE: “Hacker Dibalik Pembobolan Basis Data Polri Publikasi Bukti Berupa Video“
Hacker Dibalik Pembobolan Basis Data Polri Publikasi Bukti Berupa Video
Halo @DivHumas_Polri saatnya berbenah. Seseorang mengklaim sudah berhasil membobol data seluruh anggota Polri. Orang ini kemudian dengan mudahnya bisa mengakses, mencari dan mengganti data anggota Polri tersebut.
Contohnya ini, baru mutasi ke Densus 88 eh datanya udah bocor 🙁 pic.twitter.com/kzksz2iOhD
— Teguh Aprianto (@secgron) June 15, 2020
Dalam tangkapan layar di tweet tersebut, terpapar informasi pribadi dari seorang yang diduga anggota Kepolisian Indonesia, diantaranya foto diri, riwayat jabatan, pangkat, dan informasi pribadi lainnya.
Aktor dibalik insiden ini mengklaim punya akses penuh ke basis data milik Polri, juga mampu mengubah isi dari basis data tersebut.
Baca Juga: “Puluhan Juta Rincian Akun LiveJournal Bocor Secara Online dan Dijual Di Darkweb“
“Akses ke aplikasi untuk mengakses dan mengganti data tersebut dijual seharga $1.200 USD atau setara 17 juta rupiah. Sementara untuk informasi bug pada aplikasi tersebut dijual seharga $2.000 USD atau setara 28,5 juta rupiah.” tulis Teguh dalam sebuah tweet.

Pada saat artikel ini diterbitkan, instansi terkait membantah tentang insiden basis data Polri yang dibobol ini tanpa didasari investigasi lebih lanjut.
Udah keluar ya bantahan dari @DivHumas_Polri. Pernyataan “engga ada” jika tanpa didasari investigasi mendalam adalah sebuah pernyataan yang sembarangan dan terburu-buru.
Pertanyaan yang tidak terjawab : Terus itu datanya darimana? pic.twitter.com/EImx5XlqeX
— Teguh Aprianto (@secgron) June 15, 2020
Baca Juga: “25 Juta Data Pengguna Aplikasi Matematika Populer Mathway Bocor Secara Online“
Sebelumnya, pelanggaran data serupa yang berdampak pada jutaan rincian penduduk Indonesia pun terjadi pada bulan Mei lalu. Data yang bocor pada saat itu diantaranya adalah nama, jenis kelamin, alamat, nomor KTP, tempat tanggal lahir, usia, status lajang atau sudah menikah, dan informasi nomor Kartu Keluarga.