PT. Digital Media Techindo

Perum Pondok Tandala, Jl. Bungur V No. 230
Kawalu, Kota Tasikmalaya
Jawa Barat - Indonesia 46182




Seorang Bocah laki-laki berusia 14 tahun baru saja menandatangani nota kesepahaman Rs 5 crore MoU dengan pemerintah. Yang mana ditujukan untuk produksi sebuah pesawat tak berawak yang dirancang oleh nya utnuk mendeteksi ranjau.

Bocah bernama Harshwarsdhan Zala ini telah menandatangani kesepakatan dengan Departemen Ilmu dan Teknologi India. Pemerintah di India memberikan peluang kepada Zala untuk memproduksi Drone ciptaanya sendiri. Yang mana drone tersebut dapat mendeteksi ranjau dan dapat meredakan ranjau darat di bidang perang.

Itu akan menjadi catatan dalam sejarah bahwa Harshwardhan Zala yang merupakan siswa kelas 10 telah membuat rencana bisnis. Dan sudah membuat tiga prototipe dari pesawat drone yang dia rancang.

Berbeda dengan anak yang seusia dengannya, dia sudah berhasil menciptakan sesuatu yang luar biasa. Ketika ditanya tentang proyek, Dia mengatakan bahwa ia mulai membuat drone yang dapat mendeteksi dan meredakan ranjau darat pada tahun 2016 dan sudah membuat rencana bisnis juga. 

Inspirasi melanda ketika saya sedang menonton televisi. Dan belajar dari sejumlah besar tentara menyerah pada luka yang diderita akibat ledakan ranjau darat saat menjinakkan secara manual.” Ujarnya.

Drone Ini Dilengkapi Dengan Peralatan Yang Luar Biasa

Orang tuanya sendiri telah menghabiskan sekitar Rs 2 Lakh (2933,084 USD) untuk dua prototipe pertama untuk drone nya. Sekarang ia diberikan Rs 3 lakh (4.399,63 USD) untuk prototipe ketiga yang di danai oleh negara.


Harshwardhan Zala mengatakan, “Drone telah dilengkapi dengan inframerah. Lalu sensor RGB dan metertermal bersama dengan kamera 21-megapixel dengan shutter mekanis. Yang mana dapat mengambil gambar resolusi tinggi juga“.

Dengung yang dirancangnya bisa mengirimkan gelombang yang dapat menutupi hingga delapan meter persegi saat terbang dua kaki di atas dari permukaan. Gelombang dapat mendeteksi ranjau darat dan dapat memberitahu lokasi dengan base station.

Dia juga mengatakan “Drone tersebut juga membawa bom seberat 50 gram yang dapat digunakan untuk menghancurkan ranjau darat tersebut. Saya mulai membuat drone saya sendiri dan mendirikan sebuah antarmuka dengan base station. Tapi saya menyadari, saya perlu melakukan lebih. Jadi saya menetapkan muatan yang mendeteksi ranjau darat. Saya punya beberapa rencana lain yang saya ingin mengeksekusi sekali paten untuk drone terdaftar ini“.

Nah, keinginan untuk mendapatkan produknya dipatenkan dan diproduksi dipicu ketika ia mengunjungi markas Google, Inc. Yang mana disini ia berbagi ide proyek dengan investor lain.

Bagian dari semua biaya perjalanan ke AS sudah ditanggung pemerintah. Yang mana merupakan bagian dari hadiah yang saya menangkan dalam acara inovasi di LD College of Engineering. Sekarang, saya harus menginformasikan ke investor mengenai MoU dan saya yakin mereka akan siap untuk berinvestasi di perusahaan saya“, Ujarnya.