Salah satu bursa cryptotocurrency Bitcoin dan Ether terbesar di dunia, Bithumb baru-baru ini telah diretas oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan hilangnya lebih dari $1 Juta dalam cryptocurrency setelah sejumlah akun penggunanya terganggu.
Bithumb adalah pertukaran cryptocurrency terbesar Korea Selatan dengan 20% perdagangan ether global, dan sekitar 10% perdagangan bitcoin global dipertukarkan dengan mata uang Korea Selatan.
Bithumb saat ini merupakan bursa Bitcoin terbesar keempat dan bursa Ethereum terbesar di dunia.
Pekan lalu, serangan cyber telah menimpa raksasa pertukaran cryptocurrency yang menghasilkan sejumlah akun pengguna yang dikompromikan, dan juga mendapatkan miliaran Won Korea Selatan yang dicuri dari akun pelanggan.
Sekitar 10 juta Won dalam bitcoin diduga telah dicuri dari rekening korban tunggal, menurut Kyunghyang Shinmun, yang di informasikan di surat kabar lokal.
Sebuah survei yang dilakukan terhadap pengguna yang kehilangan dalam serangan cyber tersebut mengungkapkan bahwa “diperkirakan ratusan juta won telah ditarik dari rekening seratus investor. Salah satu anggota mengklaim memiliki 1,2 miliar won yang dicuri oleh peretas.“
Selain mata uang digital, peretas berhasil mencuri informasi pribadi dari 31.800 pengguna situs Bithumb, termasuk nama, alamat email, dan nomor ponsel mereka, Ucap reporter Yonhap News.
Namun, Bithumb mengklaim bahwa jumlah ini mewakili sekitar 3% dari pelanggannya.
Bursa tersebut juga mengatakan kepada Yonhap bahwa pihaknya menghubungi badan pengawas dunia maya Korea Selatan pada tanggal 30 Juni, setelah mengetahui peretasan tersebut pada tanggal 29 Juni.
Bithumb percaya bahwa salah satu komputer rumah karyawannya telah diretas dalam serangan tersebut dan bukan keseluruhan jaringannya dan tidak ada kata kunci yang disusupi, jadi tidak mungkin bagi peretas mendapatkan akses langsung ke akun pengguna.
Penukaran mata uang digital tersebut mengatakan bahwa hilangnya dana adalah hasil penggunaan “kata sandi sekali pakai” untuk melakukan transaksi digital secara online.
“PC karyawan, bukan server kantor pusat, telah diretas. Informasi pribadi seperti telepon genggam dan alamat email beberapa pengguna telah bocor,” kata Bithumb kepada surat kabar tersebut. “Namun, beberapa pelanggan ditemukan telah dicuri karena password sekali pakai yang digunakan dalam transaksi keuangan elektronik.”
Sementara lebih dari 100 pelanggan Bithumb telah melaporkan keluhannya ke pusat cybercrime Badan Kepolisian Nasional mengenai peretasan tersebut, dan kabarnya pejabat Korea Selatan sekarang masih menyelidiki insiden tersebut.