Europol sudah mengumumkan bahwa lembaga penegak hukum dari 13 negara diseluruh dunia berhasil menangkap 34 pengguna tool Netspoof DDoS. Penangkapan ini berlangsung antara tanggal 5-9 Desember yang lalu. Laporan tersebut juga diterbitkan dalam website resmi Europol.
Europol’s European Cybercrime Centre (EC3) mendukung lembaga penegak hukum dalam upaya mereka untuk mengidentifikasi tersangka. Baik yang di Uni Eropa maupun yang berkeliaran di luar Eropa.
Tersangka Yang Berhasil Ditangkap Kebanyakan Masih Remaja
Kebanyakan dari tersangka merupakan remaja dibawah usia 20 tahun. Dan kebanyakan dari mereka membayar untuk Netspoof Stresser. Serta mereka juga membayar untuk botnet. Mereka juga diduga membayar untuk software DDoS-for-hire yang mereka gunakan untuk meluncurkan serangan cyber. Sangat parah menurut saya, karena mereka lebih mengandalkan uang ternyata. Secara lah mungkin rata-rata orang zaman sekarang pengennya yang instant 😀 haha
Serangan DDoS mereka berhasil membanjiri website dan server target dengan sejumlah data yang besar. Dan meninggalkan layanan tersebut menjadi tidak dapat diakses oleh pengguna.
Ketua Europol, Steven Wilson berharap bahwa penangkapan ini akan menyampaikan makna bagi setiap wannabe hacker. Dia mengatakan: “Generasi sekarang lebih dekat dengan teknologi. Tentu ini mendatangkan potensi ancaman kejahatan cyber. Banyak penggemar IT berusia muda terlibat dalam kegiatan cyber crime tingkat rendah. Tapi mereka tidak menyadari konsekuensi atas apa yang sudah mereka lakukan“.
Operasi internasional ini melibatkan Europol bekerja bersama penegak hukum dari berbagai negara. Diantaranya Australia, Belgia, Perancis, Hungaria, Belanda, Norwegia, Lithuania, Spanyol, Swedia, Portugal, Rumania, Inggris, dan Amerika Serikat.
Semua negara yang terlibat bekerja sama sebagaimana seperti yang sudah ditetapkan oleh EMPACTÂ (European Multidisciplinary Platform against Criminal Threats). Sebuah project dengan tujuan untuk menanggulani cyber attacks yang mempengaruhi infrastruktur dan sistem informasi penting.