PT. Digital Media Techindo

Perum Pondok Tandala, Jl. Bungur V No. 230
Kawalu, Kota Tasikmalaya
Jawa Barat - Indonesia 46182




Dua hacker asal London yaitu Giulio Occhionero (45 tahun) dan Francesca Maria Occhionero (48 tahun) telah ditangkap oleh polisi Italia. Hacker bersaudara ditangkap karena mencoba untuk meretas dan menyadap komunikasi elit Italia. Termasuk mantan Perdana Menteri Matteo Renzi dan seorang ekonom Mario Monti.

Hacker ini tidak hanya mencoba untuk meretas komunikasi dari Perdana Menteri Italia tetapi juga menargetkan konglomerat dan eksekutif senior lainnya. Dilaporkan bahwa mereka menjalankan cyber-spying untuk mendapatkan informasi keuangan dan politik yang sensitif.

Target lainnya adalah kepala European Central Bank (ECB) Mario Draghi. Beliau merupakan anggota Cardinal Gianfranco Ravasi yang terpilih sebagai Paus Francis dan pejabat pajak Italia. Para hacker juga menargetkan politisi parlemen Italia dan juga Bank of Italy, menurut sebuah  laporan  di The Telegraph.

Menurut dokumen dalam pengadilan, hacker bersaudara ini ditangkap karena diduga menyusup akun Renzi setidaknya dua kali di tahun 2015. Yaitu pada tanggal 12 dan 30 Juni. Dan akun Draghi telah diretas sekali pada saat Brexit, yaitu ketika Inggris meninggalkan Uni Eropa pada tanggal 23 Juni. Itu juga menjadi bukti bahwa hacker ini yang berada di London. Akan tetapi Giulio lahir di Italia dan Francesca di Amerika Serikat sedangkan kedua memiliki domisili Roma.

Kedua hacker ini ditangkap dan telah ditetapkan bersalah. Tapi Pembela Giulio Occhionero menyatakan bahwa kliennya belum melakukan kejahatan dan tidak terlibat dalam kegiatan ilegal. Sebagai pembelaan, pengacara menyampaikan bahwa Giulio hanya dimiliki server di Amerika Serikat karena ia menjalankan bisnis di sana.

Penyelidikan dan penangkapan dilakukan oleh cyber police unit Italia. Kepala penyelidikan Roberto Di Legami menyatakan bahwa besarnya serangan belum dipastikan tetapi penyelidikan sedang dilakukan dan segera semuanya akan terungkap.


Kami memiliki bukti bahwa kegiatan mata-mata terjadi sejak 2010 dan mungkin beberapa tahun sebelum itu. Mereka berusaha untuk menyusup puluhan ribu akun. Penyelidikan baru saja dimulai dan sudah ada ribuan file terenkripsi yang perlu kita buka,” kata De Legami.

Sebuah analisis forensik data juga sedang dilakukan oleh peneliti. Setelah server yang dimiliki oleh tersangka disita oleh penyidik ​​di Roma dan AS.

De Legami mengatakan kepada Guardian  bahwa melalui analisis forensik departemen akan datang. Agar mereka tahu siapa yang memata-matai, berapa lama, dan jenis data yang dicuri seperti apa. Pada saat ini, polisi hanya tahu bahwa rekening Renzi dan lainnya diserang lebih dari sekali.

Sekitar 20.000 akun email terinfeksi selama Aktivitas hacking dan 2.000 password juga berhasil diretas.

Penegak hukum disiagakan setelah ada dugaan peretasan. Juga setelah peneliti keamanan menerima email dari seorang pengacara yang berisi malware. Dia segera memberitahu polisi Italia. Penyelidikan ini berhasil mengidentifikasi server yang diduga “drop zones” (database virtual untuk menyimpan informasi) yang tersebar di seluruh AS.

Hal ini ditemukan bahwa Hacker mengembangkan malware. Mereka menginfeksi akun email dari tokoh terkenal melalui malware untuk memata-matainya. Sekitar 20.000 akun email terinfeksi selama aktivitas hacking berlangsung dan 2.000 password diretas.

De Legami menyebutkan bahwa polisi saat ini tidak memiliki bukti mengenai hacker menjual informasi yang diperoleh kepada pihak ketiga. Dan mereka tidak mencoba untuk memeras target mereka. Namun, De Legami menyatakan Giulio, seorang insinyur nuklir, diduga menggunakan informasi keuangan untuk membuat keuntungan moneter. Divisi cyber crime FBI dibantu penegakan hukum Italia melakukan penahanan dan juga berkolaborasi dalam penyelidikan.

Hacker bersaudara ini ditangkap atas tuduhan mengakses sistem komputer secara ilegal, memperoleh informasi tentang keamanan negara dan melawan hukum. Serta menyadap komunikasi pribadi dan telekomunikasi dari kepribadian para petinggi.

Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa hacker mendirikan perusahaan di London pada tahun 2001 bernama Westlands Securities tetapi ditutup pada 2014. Perusahaan memberikan konsultasi keuangan untuk bank dan lembaga terkait. Mereka juga memiliki hubungan dengan beberapa perusahaan yang berbasis di negara bagian AS Delaware dan di Malta.