PT. Digital Media Techindo

Perum Pondok Tandala, Jl. Bungur V No. 230
Kawalu, Kota Tasikmalaya
Jawa Barat - Indonesia 46182




Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengingatkan pentingnya penyiapan standardisasi memasuki era kemasyarakatan (society) 5.0, dimana teknologi dan manusia akan mengubah perkembangan peradaban manusia. Standarisasi Era Society itu harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan penduduk Indonesia.

Baca Juga: Beberapa Tren Pemicu Transformasi Digital 2019

Dilansir dari beritasatu.com, Bambang Prasetya, Selaku Kepala BSN,  mengatakan perkembangan teknologi tidak bisa dihindari, penduduk di Indonesia pun harus mengikuti tren yang juga dialami penduduk di belahan dunia lain.

“Justru kita harus antisipasi sejak awal. Kita harus mengikuti tren dunia, cocokkan dengan kondisi Indonesia sehingga kita siap,” katanya di sela-sela Seminar Standardization in a Living Society 5.0, di Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Indonesia sudah memasuki era industri 4.0. Berbagai standardisasi pemerintah Indonesia telah menyesuaikan kebutuhan era society 5.0. Industri mulai beralih ke dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data. Istilah ini dikenal dengan nama Internet of Things (IoT).

“Revolusi industri 4.0 menekankan pula pada kemampuan kecerdasan buatan (artificial intellegent) sehingga ada kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi,” kata Bambang.

Sudah Saatnya Beralih Ke Era Society 5.0

Setelah melalui era Industri 4.0, Jepang berencana untuk menciptakan super smart society atau society 5.0. Dan Jepang sudah mempersiapkan Standardisasi era society 5.0. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menyampaikan gagasannya Dalam ajang World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss.


Menurutnya, Society 5.0 mensyaratkan peyimpanan data tanpa batas negara (borderless data) dan tata kelola data di seluruh dunia (worldwide data governance) untuk mendorong pertumbuhan di masa depan.

“Inilah abad ketika semua hal terkoneksi, semua teknologi melebur, dan ini menandai hadirnya Society 5.0.” Kata Abe

Bambang juga berpendapat bahwa harus ada antisipasi Indonesia dari sekarang untuk persiapan memasuki era baru di bidang teknologi. Salah satunya dari sisi standardisasi. Jarak pencanangan era revolusi industri 4.0 dan era kemasyarakatan (society) 5.0 di dunia sangat dekat. Jepang merupakan negara pertama yang mendeklarasikan standardisasi kesiapan ke era society 5.0.

Standardisasi era society harus melihat kondisi Indonesia, yang kondisi antar daerah tidak sama, sehingga Indonesia harus memiliki standardisasinya sendiri. Ini harus sudah dipersiapkan dan dikaji dari sekarang. Peran standardisasi dalam perkembangan peradaban tidak bisa dipungkiri.

Bambang menyebutkan, di era revolusi industri 4.0 sudah ada 223 Standar Nasional Indonesia (SNI) yang mendukungnya. Sedangkan untuk mendukung konsep society 5.0, ada 504 SNI. Standar tersebut, beberapa diantaranya menyangkut keamanan informasi, record management, logistik dan infrastruktur.

Memasuki Era Society 5.0, tetap harus menjamin kualitas, keselamatan, dan kemananan dalam menggunakan teknologi inovasi, penerapan SNI menjadi sangat penting. Tanpa standar, teknologi, inovasi, produk atau sistem tidak bisa bekerja secara selaras.

“Apalagi kaitannya dengan data dan informasi, misalnya drone, robot, keamanan informasi karena melibatkan big data, smart city,” pungkas Bambang.

Sumber: Beritasatu.com